Ikhwani
fillah rahmatullah ‘alaikum, pada kesempatan kali ini
saya akan memposting makalah yang berkenaan dengan Ibadah. Makalah ini sudah
cukup lama sebenarnya, sekitar 1 tahun lebih. Makalah ini dipresentasikan dalam
mata kuliah fiqih, yang saat itu dibimbing oleh Bapak Hasbullah, M. Ag. Dan
saya posting disini dalam bentuk artikel panjan karena menurut saya masih layak
dan relevan. Jika ada hal yang keliru, saya sangat senang jika ada yang
berkenan untuk memluruskan dan share ilmunya. Saya jika tidak menolak jika ada
yang memberikan kritik dan saran, insyaAllah saya akan mencoba merenungkan
setiap masukan dari sahabat-sahabat sekalian. Akhirnya saya berharap, semoga
makalah ini bermanfaat, terutama bagi saya sendiri. Amin
Ya Rabbal ‘Alamin.
Senin, 08 Oktober 2012
Minggu, 07 Oktober 2012
Sejarah Temanggung
Sejarah Temanggung selalu dikaitkan dengan raja Mataram Kuno yang
bernama Rakai Pikatan. Nama Pikatan sendiri dipakai untuk menyebutkan suatu
wilayah yang berada pada sumber mata air di desa Mudal Kecamatan Temanggung.
Disini terdapat peninggalan berupa reruntuhan batu-bebatuan kuno yang diyakini
petilasan raja Rakai Pikatan. Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti
Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa
Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983. Prasasti itu
menggambarkan bahwa Temanggung semula berupa wilayah kademangan yang gemah
ripah loh jinawi dimana salah satu wilayahnya yaitu Pikatan. Disini didirikan
Bihara agama Hindu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara, sedang rajanya
adalah Rahyangta Rimdang (Raja Sanjaya) yang naik tahta pada tahun 717 M
(Prasasti Mantyasih). Oleh pewaris tahta yaitu Rake Panangkaran yang naik tahta
pada tanggal 27 November 746 M, Bihara Pikatan memperoleh bengkok di Sawah
Sima. Jika dikaitkan dengan prasasti Gondosuli ada gambaran jelas bahwa dari
Kecamatan Temanggung memanjang ke barat sampai kecamatan Bulu dan seterusnya
adalah adalah wilayah yang subur dan tenteram (ditandai tempat Bihara Pikatan).
Situs Liangan Dibersihkan Masyarakat Jumat, 18 Mei 2012 20:39:51 WIB

TEMANGGUNG, 31/7 - SITUS LIYANGAN. Seorang warga menunjukkan bangunan kuno berupa pagar terbuat dari batu yang di atasnya terdapat sejumlah "mercu" (batu menyerupai pion buah catur) yang baru sepekan ditemukan di areal penambangan pasir liar dusun Liyangan, Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Sabtu (31/7). Berdasarkan gambaran hasil survei penjajakan Balai Arkeologi menyimpulkan bahwa Situs Liyangan yang ditemukan pertama pada 2008 tersebut merupakan situs dengan karakter kompleks yang diindikasikan sebagai situs permukiman, situs ritual, dan situs pertanian pada masa Mataram Kuno sekitar 1.000 tahun lalu. FOTO ANTARA/Anis Efizudin/ss/nz/10
Situs Kuno Ditemukan
Indonesia merupakan salah satu negara yang kental akan kebudayaannya. Maka tidak dipungkiri lagi begitu banyak para wisatawan asing maupun domestik yang mengagumkan kebudayaan Indonesia. Kebudayaan mempunyai nilai yang sangat tinggi sebagai salah satu investasi dan sumber devisa bagi Indonesia. Apalagi Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, dimana hal ini menunjukkan keanekaragaman budaya sebagai suatu kebanggaan masyarakat Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui, diantara kebudayaan tersebut, seperti kesenian budaya yang meliputi tarian tradisional, lagu daerah, seni wayang kulit atau orang, ketoprak, kuda lumping; peninggalan sejarah dan masih banyak lagi yang lainnya. Oleh karena Indonesia memiliki peninggalan sejarah yang terlampau banyak, seperti halnya candi Borobudur, dimana candi ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang memukau banyak orang.
All About Aquatic Insect
About 80% of all described species of animals are insects. Most are entirely terrestrial, with less than 5% of insect species having an aquatic stage. People concerned with the evolution of aquatic insects suggest most, if not all aquatic, groups descend from terrestrial insects. Although less than 5% of insects are aquatic, this still represents a very large number of species. In Alberta, there are over 90 families of aquatic insects in 11 orders. See KEY TO MAJOR AQUATIC ARTHROPOD TAXA AND ORDERS OF AQUATIC INSECTS OF ALBERTA.
Langganan:
Postingan (Atom)